Senin, 02 November 2009

Nakula, si Tampan dan Rajin


Tahukah kamu tentang Nakula? Ya, pasti pernah dengar nama itu. Nakula adalah saudara kembar Sadewa anak dari Dewi Madri dan Prabu Pandudewanata. Ia merupakan titisan Batara Aswin, dewa pengobatan. Nakula adalah anak yang tampan dan rajin, walaupun begitu ia memiliki sifat buruk yaitu suka membanggakan ketampanannya.
Namanya berarti tikus, dalam bahasa Jawa dia disebut juga Pinten yang berarti nama tumbuhan-tumbuhan yang daunnya digunakan untuk membuat obat.
Nakula adalah orang yang suka menghibur dan mahir memainkan pedang. Ia teliti dan selalu mengawasi kenakalan kakaknya Bima(Werkudara).
Pada saat Pandawa mendaki gunung Himalaya, ia meninggal sunia sesudah Dropadi dan Sadewa meninggal.
Nakula mempunyai dua isteri yaitu Dewi Sayati puteri Prabu Kridakirata dan Dewi Srengganawati, puteri Resi Badawanganala. Ia tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara Amarta.
Jadi bagaimana pendapatmu tentang Nakula?

Sumber

Jumat, 30 Oktober 2009

Perang Baratayudha

Taukah kamu tentang Perang Baratayudha? Kalo tidak tahu coba baca!!!
Prabu Janaka dalah raja negara Mantili atau Matila (Mahabharata), ayah Dewi Sinta. Prabu Janaka merupakan seorang raja yang masih keturunan Bathara Isyawa, putra ke – 2 Sanghyang Wisnu dengan permaisuri Dewi Sripujayanti. Prabu Janaka merupakan seorang raja yang berwatak brahmana, berperilaku adil paramarta, bijaksana, berhati lurus dan bersih.

Prabu Janaka bersahabat baik dengan Brahmana Kala, brahmana raksasa dari pertapaan Dwarawati. Dari Brahmana Kala itulah ia mendapatkan busur dan panah Dewa Siwa sebagai persyaratan mencari jodoh untuk putrinya, Dewi Sinta yang diyakini sebagai titisan Batahri Sri Widowati. Menurut Brahmana Kala hanya satria titisan Dewa Wisnu yang mampu mengangkat busur tersebut. Apa yang dikatakan Brahmana Kala menjadi kenyataan. Dewi Sinta akhirnya diperistri oleh Ramawijaya, putra Prabu Dasarata, raja negara Ayodya dengan permaisuri Dewi Kusalya. Sebagai satria titisan Dewa Wisnu, Ramawijaya berhasil
mengangkat busur Dewa Siwa dan memenangjkan Sayembara Mantili..

Prabu Janaka berumur sangat panjang. Ia meninggal setelah menyerahkan tahta kerajaan Mantili kepada cucunya, Kusya, putra Dewi Sinta dengan Prabu Ramawijaya

=====

(wikipedia version)

Pada zaman India Kuno, Janaka (Sansekerta: जनक, janaka) atau Raja Janaka (राजा जनक, rājā janaka) adalah raja di kerajaan Mithila. Ia lahir di Janakpur, Nepal; ia dikisahkan dalam Ramayana sebagai ayah Sita dan ada pula sumber mengenai dirinya di Brihadaranyaka Upanishad, Mahabharata dan Purana.

Janaka menguji kekuatan para peminang yang melamar putrinya untuk memasangkan tali busur milik Dewa Siwa. Pangeran Rama berhasil melakukannya, dan puteri Janaka yaitu Sita (juga disebut Janaki) menikahi Rama dan hidup bersama di Ayodhya.

Janaka tidak hanya seorang raja yang gagah berani, namun juga ahli di bidang sastra dan Weda selayaknya seorang resi. Ia adalah murid kesayangan Yajnavalkya, yang merupakan Brahman dalam wujud raja, pada bab satu kitab Brihadaranyaka Upanishad. Dalam Bhagawad Gita, Sri Kresna menggunakan Janaka sebagai contoh Karma yoga.

Raja Janaka juga disebut sebagai seorang Rajaresi yang memiliki pengetahuan spiritual dan meraih predikat resi, meskipun ia seorang raja yang memerintah di Mithila. Ia juga dilatih oleh Resi Ashtawakraa.

Menurut wiracarita Mahabharata, Janaka adalah ras para raja yang memerintah Kerajaan Wideha dari ibukota mereka, Mithila. Ayah Sita (istri Raghava Rama) bernama Sīradwaja Janaka. Mahabharata menyebutkan banyak Raja Janaka lainnya yang merupakan sarjana besar dan hidup seperti resi meskipun mereka adalah raja. Mereka senang berbincang-bincang mengenai agama dengan banyak resi.


Sumber